
A. Sifat-sifat aldehida
- Alkanal adalah senyawa polar (punya PEB)
 - Karena bersifat polar, maka sangat mudah larut dalam air
 - Melarutkan senyawa polar dan nonpolar
 - Tidak memiliki ikatan hidrogen, sehingga titik leleh dan didihnya sangat rendah
 - Merupakan reduktor kuat
 - Dapat mengalami reaksi adisi hidrogen menghasilkan alkohol primer
 
- Formaldehid digunakan untuk pengawet mayat, desinfektan, insektisida, dan industri plastik. Namun, formaldehida sangat beracun dan mudah terbakar, sehingga jarang digunakan
 - Asetaldehid berguna untuk pembuatan zat warna, plastik, karet sintesis
 
Dalam tata nama IUPAC aldehida (alkanal), digunakan peraturan-peraturan berikut:
- Gugus aldehida (—CHO) masuk ke dalam rantai utama, berbeda sekali dengan alkohol (—OH) dan eter (—O—) yang tidak masuk ke rantai utama
 - Karena gugus aldehida masuk ke rantai utama, maka pemberian nomor pertama harus dan wajid di gugus aldehida (—CHO). Jadi, walaupun rantainya kompleks, nomor satu pasti di gugus —CHO
 - Akhiran alkana (-a) harus diganti akhiran -al karena melambangkan turunan alkana aldehid (alkanal)
 - Penamaannya yaitu: Rantai cabang-banyak rantai utama + induk. (Rantai cabang adalah cabang dari rantai utama, sedangkan banyak rantai utama seperti butana, dan induk adalah akhiran -al)
 






Nama lazim adalah nama senyawa yang digunakan dalam perdagangan. Dalam aldehida, nama lazim diturunkan dari tata nama asam karboksilat (asam alkanoat). Dengan peraturan:
- Akhiran dari nama asam karboksilat (misal: asam format ; HCOOH) diganti dengan akhiran aldehida (jadi, asam format menjadi formaldehida)
 - Kata asam dari asam karboksilat dihilangkan
 - Nama depan aldehida diberi urutan forma = 1 ; aset = 2 ; propio = 3 ; buti = 4 ; valer = 5 ; laura = 6 ; palmi = 7 ; stea = 8 ; oksa = 9
 
