Apa itu Chromium? Apa bedanya dengan Google Chrome?



Chromium browser-based pada dunia Linux memiliki dua pilihan utama: kita bisa menggunakan Google Chrome browser, atau menggunakan Chromium Browser [1]. Keduanya memiliki beberapa perbedaan [2], akan tetapi yang paling mendasar adalah; Google Chrome adalah project komersil dan juga closed-source milik perusahaan raksasa Google. Sedangkan di sisi lain, Chromium adalah project open-sourced yang menjadi basis dari Google Chrome (dan juga browser-browser lain seperti Opera, Baidu dan selainnya, pent).
Selain itu, terdapat beberapa perbedaan lain antara Google Chrome dan Chromium Browser yang akan saya bahas di bawah ini.
Untuk bentuk dan model, logo keduanya sama saja. Hanya saja dari sisi warna, logo Chromium Browser itu berwarna biru pucat pasif, sedangkan Google Chrome lebih berwarna dan lebih cerah.

Paket Instalasi

Google Chrome memiliki paket instalasi secara resmi dalam bentuk deb dan rpm. Akan tetapi karena ia tidak open source, maka kita tidak akan mendapati paket Google Chrome berada di repository-repository distro linux yang kita pakai.
Sedangkan Chromium Browser, pemaketan aplikasinya dihandle oleh komunitas masing-masing distro linux. Sehingga kita bisa menginstallnya dengan mudah menggunakan manajemen paket instalasi standar yang ada di distro yang kita pakai.

Pendistribusian Paket

Versi terbaru dari Google Chrome (beta, dev, mau pun stable) ada di bawah instruksi Google. Setiap kode-program yang akan dirilis juga diperiksa oleh developer google sebelum beredar ke pasaran. Hal ini berbeda dengan Chromium di mana setiap versi yang akan dirilis berada di bawah pengawasan komunitas distro yang bersangkutan. Oleh karena itu, berbeda distro linux yang kita pakai, bisa jadi kita akan mendapatkan versi Chromium yang berbeda pula.

Media Codec Support

Kedua browser secara default mendukung media-codec standar yang gratis [3]; seperti Opus, Theora, Vorbis, VP8, VP9, dan WAV. Sedangkan pada Chrome, Google menambahkan beberapa media-codec yang bersifat proprietary seperti; AAC, MP3, and H.264. Akan tetapi ketiga media-codec tersebut (AAC, MP3, H.264 sekarang sudah tidak proprietary lagi alias free [4]).

 

Hal-Hal yang Ada di Google Chrome Tapi Tidak Ada di Chromium

  1. Google Update

Google menambahkan fitur yang berjalan di belakang layar pada Google Chrome yang berfungsi untuk melakukan update secara otomatis pada sistem operasi Windows dan Mac. Sedangkan pada Linux, Google Chrome bisa diupdate menggunakan manajemen paket bawaan pada masing-masing distro. Ada pun Chromium, pada sistem operasi Windows dan Mac tidak ada fitur update otomatis.
  1. Pembatasan Ekstensi

Google memberi batasan untuk ekstensi yang bisa diinstall hanya ekstensi-ekstensi yang didapat dari Chrome Web Store. Sehingga untuk ekstensi-ekstensi non-resmi, kita harus menginstallnya dengan menggunakan developer mode. 3. ### Crash and Error Reporting Pengguna Google Chrome bisa mengirim laporan error kepada server google untuk kepentingan analisa. 4. ### Usage Tracking Hal ini –boleh jadi– termasuk fitur yang memberatkan sebagian pengguna Google Chrome, karena Google Chrome akan memata-matai aktifitas penggunanya; mulai dari histori web; kueri pencarian; lokasi pengguna; sistem operasi yang digunakan dan sebagainya. Hal ini mereka lakukan untuk kepentingan iklan, dan juga untuk membangun recommender-system bagi pengguna. Akan tetapi, tentu saja bisa fitur ini bisa dinonaktifkan melalui halaman pengaturan.

 

Mana yang Lebih Baik, Google Chrome atau Chromium?

Ini adalah pertanyaan yang sulit. Tergantung pada pribadi dan kebutuhan masing-masing. Jika kalian bergantung dengan layanan yang disediakan google; seperti google sync, gmail, google smart save password, dan sebagainya, maka boleh jadi Google Chrome adalah yang paling tepat untuk anda. Tapi kalau anda termasuk orang yang tidak suka dimata-matai, atau tidak terlalu bergantung pada layanan google misalnya, maka boleh jadi Chromium lebih cocok bagi anda.

Kalau saya pribadi? Hmm…. saya adalah pengguna firefox! Haha.

Demikian tulisan kali ini, semoga bermanfaat!

Catatan Kaki:

[1] “The Difference between Google Chrome and Chromium on Linux”, https://chromium.googlesource.com/chromium/src/+/lkcr/docs/chromium_browser_vs_google_chrome.md, diakses pada tanggal 12 Oktober 2017.
[2] Jorge Castro, “What’s the difference between Google Chrome and/or Chromium? What are the adventages/disadventages to each?", https://askubuntu.com/questions/6253/whats-the-difference-between-google-chrome-and-or-chromium-what-are-the-advant, diakses pada tanggal 12 Oktober 2017
[3] Chris Hoffman, “What’s the Difference Between Chromium and Chrome?", https://www.howtogeek.com/202825/what’s-the-difference-between-chromium-and-chrome/, diakses pada tanggal 12 Oktober 2017
[4] Aditya Tiwari, “What is The Difference Between Google Chrome And Chromium Browser?", https://fossbytes.com/difference-google-chrome-vs-chromium-browser/, diakses pada tanggal 12 Oktober 2017

About the author

MIKO MARTUNUS
Miko Martunus merupakan nama seorang anak yang terus berusaha agar lebih baik dan lebih baik lagi. Hobi dan suka dengan teknologi.

إرسال تعليق

Mohon Tulis Komentar nya untuk perbaikan ke depan nya :) serta gunakan lah kata y positif dan membangun dan hindarilah penggunaan kata yang sara dan tidak relevan