Masa lalu adalah urusan perasaan. Masa depan itulah baru urusan pemikiran.Shiina Mashiro -Ini bukan sebuah pengakuan dosa atau penyesalan. Aku menulis ini sebagai upaya mengais ketulusanmu agar kelak tak perlu ada kekecewaan. Sadar dengan segala kekurangan, aku terlalu khawatir jika kamu menyimpan masa laluku sebagai beban di pikiran. Padahal harapanku tak jauh berbeda dengan kutipan di atas, aku ingin masa depanlah yang bertahta di sana dan perihal masa lalu cukup kau biarkan tuntas.
Pidi Baiq
Karena setiap orang pasti pernah khilaf. Maukah kamu dengan tulus memberi maaf?

semua pernah khilaf via tinybuddha.com
Bagaimana pun masa laluku, percaya lah segala keburukan itu sudah jauh aku tinggal di belakang. Aku yang sekarang bukan lagi aku yang dulu. Karena itu, aku memberanikan diri untuk memintamu bukan sekedar menerima tapi juga memaafkannya. Mungkin sulit, tapi bisakah kamu mengusahakannya.
Mungkin kamu sempat kecewa. Tapi kumohon jangan biarkan dirimu terus larut dan membiarkan masa laluku mewabah di kepala.

jangan biarkan masa laluku larut dalam pikiranmu via www.telegraph.co.uk
Sebelum kamu benar-benar menyerah, dan masa depan yang sudah di ujung mata kalah. Aku akan selalu berusaha membuatmu berlapang dada, meski harus kembali kuceritakan semua kepahitan yang ada.
Sebagai pertimbanganmu. Izinkan aku bercerita perjuanganku untuk memperbaiki diri sebelum akhinya kita bertemu.

izinkan aku bercerita tentang perjuangan yang telah kulewati via favim.com
Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya)Mengingat-ingat janji itu, maka aku putuskan untuk berjuang mati-matian memperbaiki dan memantaskan diri. Jatuh bangun aku rasakan. Berkali-kali harus terjebak pada nilai-nilai sosial yang seenaknya menghakimi pikiran. Sering juga aku tenggelam pada penyelasan. Bahkan aku sempat kehilangan rasa percaya diri hingga merasa tak layak untuk siapa pun. Tapi untuk kesekian kalinya aku tegaskan lagi, akhirnya aku berhasil menjadi lebih baik dan setidaknya bisa kamu banggakan.
Anggap saja aku pernah mati di masa lalu, kemudian di masa depan berengkarnasi menjadi pribadi yang baru.
Kalau kamu belum bisa menerima masa laluku dengan kelegaan. Kamu perlu tahu, waktu yang aku butuhkan untuk berdamai dengannya tak cukup sebulan atau dua bulan.

aku pun perlu waktu untuk menerima masa lalu via favim.com
Ya, semoga memang pria itu adalah kamu.
Dan asal kamu tahu, impianku hanya satu. Seburuk-buruknya masa laluku, mau kah kamu menjadi seindah-indahnya masa depanku?

kamu yang terindah via ohmydaff.wordpress.com
Bayangkan saja kelak kita sukses bersama, memiliki keluarga kecil yang berbahagia, dan akhirnya menua dengan masa depan yang sudah terencana. Apaakah itu tidak cukup menutupi banyangan masa laluku yang tak menyenangkan? Apakah masih perlu masa lalu menjadi beban di pikiran, kalau masa depan lebih menggiurkan?
Karena itu, aku tak akan berhenti mengajukan permohonan ini, bisakah kamu menerima dan memaafkan semua kesalahan di masa laluku dengan kelegaan hati?