Kenapa Kamu yang Pemalu Adalah Calon Orang Sukses? Menurut Penelitian, Ini 6 Alasannya!

Mr. Miko -Masih ingat betapa tak nyaman rasanya saat harus menyampaikan presentasi di depan kelas? Ketika melakukan wawancara kerja, atau saat datang ke pesta ulang tahun teman dan harus bertemu banyak orang yang belum kamu kenal?
Ya, momen-momen sederhana itu bisa jadi masalah besar bagi kamu yang punya sifat pemalu. Meski memiliki sifat pemalu sebenarnya sangat wajar, banyak yang percaya bahwa ada berbagai akibat negatif yang bisa ditimbulkannya.
“Sikap pemalu itu bisa menjauhkanmu dari hal-hal baik dalam hidupmu,” – C. Barr Taylor, Profesor Psikologi di Stanford University.
Namun, Taylor pun ternyata mengungkap fakta lain: sikap pemalu tak selamanya berakibat negatif atau merugikan. Bahkan sikap pemalu ini bisa membantu seseorang meraih kesuksesan. Berikut ini adalah hal-hal yang membuktikan bahwa kamu yang punya sifat pemalu justru bisa jadi orang sukses!

1. Orang yang pemalu akan banyak berpikir sebelum memutuskan sesuatu. Bertindak serampangan tidak ada di kamus mereka.

mereka pemikir-pemikir ulung
mereka pemikir-pemikir ulung via imgkid.com
Orang-orang dengan sifat pemalu cenderung banyak berpikir. Mereka biasanya sering berdiam diri dan melakukan renungan. Menurut Taylor, kebiasaan ini tak berarti buruk. Hanya karena mereka terbiasa berpikir, belum tentu mereka minim bertindak. Tapi, kebiasaan ini bisa jadi baik apabila mereka dihadapkan pada suatu kasus atau permasalahan.
Biasanya saat beban pekerjaan menumpuk, seseorang akan memaksa diri berpikir cepat dan segera bertindak agar kerjaanmu cepat selesai. Namun, mereka yang pemalu tak akan jadi panik seperti itu. Pasalnya, setiap tindakan atau keputusan yang diambil haruslah melewati proses pemikiran yang matang. Merekalah akan baik-baik menimbang-nimbang dan berpikir keras sebelum akhirnya membuat keputusan.
Taylor pun menjelaskan perbedaan antara mereka yang memang pemikir dan yang sekadar berpikir berlebihan alias overthinking. Orang-orang dengan karakter pemalu dan pemikir justru cenderung tenang saat akan melakukan sesuatu karena biasanya dia sudah benar-benar berpikir sebelumnya. Sementara, seseorang yang overthinking juga akan berpikir, namun tanpa tindakan nyata untuk mewujudkan apa yang ada dalam pikirannya.
Bayangkan: jika kamu tengah menjalankan bisnis sendiri, bukankah setiap terobosan yang hendak dilakukan sudah seharusnya dipikirkan dengan matang? Bukankah kebiasaan berpikir dan bertindak secara nyata adalah cara yang ampuh untuk mengembangkan perusahaan?


2. Para pemalu itu biasanya peka. Mereka akan lebih perhatian dan menghargai apa yang terjadi di sekitarnya.

mereka peka terhadap sekitarnya
mereka peka terhadap sekitarnya via lonerwolf.com
Orang-orang dengan karakter pemalu umumnya minim bicara. Mereka lebih sering memilih diam ketika teman-temannya tertawa. Namun, sikap ini tak lantas membuktikan bahwa kamu yang pemalu punya kedudukan yang lemah dalam sebuah lingkungan sosial. Diam bukan berarti tak tahu apa-apa atau tak peduli. Memilih diam justru membuatnya lebih peka, perasa, dan pintar menganalisis keadaan di sekitarnya.
Menurut penelitian di Southern Illinois University, orang-orang pemalu yang umumnya minim bicara punya kemampuan lebih baik untuk menganalisis ekspresi wajah orang-orang di sekitarnya. Kemampuan inilah yang akan sangat bermanfaat ketika kamu yang punya karakter pemalu menduduki posisi sebagai pemimpin. Biasanya, kamu akan bisa bersikap tenang dan tetap peka mengawasi kinerja para bawahan.
Adakah bawahan yang rajin bekerja tapi tak puas dengan kinerjanya sendiri? Ataukah ada staff-nya yang tak bisa maksimal saat di kantor karena sulit mengatur sistem kerjanya sendiri? Ada kalanya sifap pemalu memang tak bisa dipandang negatif, buktinya atasan yang peka dan baik-baik mengenal bawahnya adalah mereka pemalu ‘kan?
“Mereka yang punya karakter pemalu hanya perlu fokus memanfaatkan kelebihannya, bukan malah mengutuki kekurangannya,” – Laura Graves O’Haver, peneliti di LiveScience.


3. Kamu yang pemalu adalah teman bercerita yang menyenangkan. Kamu lebih banyak mendengar, bukannya malah sibuk berkomentar.

mereka pendengar yang baik
mereka pendengar yang baik via www.counseling.msu.edu
Orang yang pemalu mungkin jarang memulai percakapan. Namun, tak banyak yang tahu bahwa orang-orang pemalu justru bisa jadi teman bicara yang baik dan menyenangkan. Dia tak akan memotong pembicaraan atau selalu ingin berkomentar. Biasanya, dia justru lebih memilih diam agar bisa berkonsentrasi mendengar dan menyimak apa yang disampaikan lawan bicaranya.
Sebuah penelitian di Harvard menjelaskan bahwa anak-anak yang pemalu cenderung punya rasa empati yang besar. Mereka biasanya sangat sensitif, punya rasa empati yang besar, dan bisa jadi pendengar yang baik. Dalam penelitian tersebut dibuktikan bahwa anak-anak pemalu justru punya lebih banyak teman yang bisa bersikap loyal.
Nah, sebagai atasan atau sekadar karyawan biasa, bukankah sikap loyal dari bawahan dan rekan-rekan kerja adalah yang kamu butuhkan? Adanya sikap loyal dan hubungan yang baik akan menciptakan sebuah tim kerja yang solid. Ketika sebuah tim sudah bisa solid, maka sesulit apapun tantangan pekerjaan yang datang pasti bisa dituntaskan.


4. Dia yang pemalu memelihara sifat perasa. Pendapat orang lain tentang dirinya akan dicerap dan diserap demi perbaikan diri.

pandangan orang lain atas dirinya akan dipikirkannya
pandangan orang lain atas dirinya akan dipikirkannya via galleryhip.com
Salah satu alasan mengapa orang-orang pemalu tak nyaman dalam sebuah lingkungan sosial adalah kepedulian mereka pada pandangan orang lain atas dirinya. Ada perasaan takut atau bahkan tak percaya diri saat harus bertemu dan bergaul dengan banyak orang.
Terlalu memikirkan pandangan atau pendapat orang lain bisa jadi buruk. Rasa takut dan tidak percaya diri itu akan melemahkanmu. Namun, memilih diam sambil melakukan renungan bisa jadi cara terbaik untuk tumbuh dan berkembang jadi pribadi yang lebih baik.
“Kenali dirimu sendiri dan pikirkan anggapan orang tentang dirimu, maka lambat laun kamu akan berusaha memperbaiki diri dan jadi pribadi yang lebih baik.”
Saat merasa insecure dan anggapan orang tentang dirimu terus menghantui, kamu justru bisa menjadikannya sebagai motivasi. Misalnya, lantaran tak mau dianggap pemalas, kamu memilih datang ke kantor lebih awal. Tak mau dinilai tak kompeten, maka kamu akan banyak belajar dan bertanya perihal tugas-tugasmu kepada rekan kerja yang lebih berpengalaman. Lantaran sikapmu yang terlalu peduli pada anggapan orang, kamu justru lebih sering introspkesi diri. Melihat ke dalam diri sendiri sebelum menilai atau menghakimi cara-cara orang lain memperlakukanmu.


5. Terlihat gemetar, menggigit kuku, atau menggoyangkan tangan dan kaki tak selalu berarti sedang gelisah. Mereka bisa jadi justru sedang berpikir keras.

saat gelisah, mereka sebenarnya sedang berpikir
saat gelisah, mereka sebenarnya sedang berpikir via www.prevention.com
Kamu yang pemalu mungkin sering terlihat gemetar, tanganmu mendadak dingin, hingga kaki dan tanganmu pun tak henti-henti digerak-gerakkan.Tapi, apakah perilaku ini menunjukkan bahwa kamu sedang gelisah atau tak nyaman? Belum tentu. Menurut teori neurologi, kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan orang-orang pemalu ini bisa jadi berkaitan dengan proses berpikir mereka.
Karen Pine, ahli psikologi dan peneliti gestur manusia dari University of Hertfordshire, menjelaskan bahwa kebiasaan menggerakkan tangan atau kaki berkaitan dengan proses kognitif. Saat seseorang sedang serius berpikir berarti mereka mengalami proses kognitif yang berlebihan. Maka, sebagian energi tersebut akan disalurkan melalui gerakan. Meski bukan hasil penelitian yang final, tapi gerakan-gerakan ini jelas berkaitan dengan cara-cara orang pemalu menjembatani antara pikiran dan ekspresi mereka.


6. Mungkin mereka tak begitu banyak melakukan interaksi. Namun, ada makna berharga di setiap hubungan yang mereka jalani.

orang-orang pemalu cenderung diremehkan
orang-orang pemalu cenderung diremehkan via www.bitlanders.com
Sikap pemalu seringkali dikait-kaitkan dengan kepribadian introvert. Padahal, keduanya tidak sama. Pemalu itu sifat bawaan, sementara kepribadian introvert bisa jadi dipengaruhi banyak hal seiring masa pertumbuhan seseorang.
Susan Cain yang tulisannya diterbitkan di New York Times menegaskan bahwa orang-orang pemalu adalah korban. Ketika budaya melabeli sikap pemalu sebagai kekurangan dan bahkan penyakit, semakin banyak yang percaya bahwa orang-orang dengan karakter pemalu patut diremehkan.
“Orang-orang pemalu atau mereka yang introvert mungkin sangat sensitif sehingga kita harus lebih berhati-hati menghadapi mereka. Tapi, bukan berarti mereka tidak normal. Sifat pemalu yang umumnya dianggap sebagai kekurangan justru bisa jadi kelebihan yang membuat mereka berharga.”
Sayangnya, penelitian yang dilakukan Susan Cain justru memperlihatkan bagaimana lingkungan sosial tak mendukung karakter mereka yang pemalu. Mereka tetap diposisikan lebih rendah daripada orang-orang dengan kepribadian ekstrovert.
Sebuah sekolah di Amerika misalnya, anak-anak akan dinilai dari seberapa aktif mereka saat bekerja dalam kelompok atau saat mengikuti pelajaran di kelas. Cara ini pun dianggap tak mempertimbangkan anak-anak pemalu yang memang minim kemampuan berinteraksi. Padahal, dibalik sifat pemalu dan pilihan untuk tak banyak bicara, kamu yang pemalu justru punya banyak kelebihan yang bisa dibanggakan. Selain itu, “kehati-hatian” mereka yang pemalu dalam berinteraksi juga punya arti lain: ketika mereka memutuskan untuk menjalankan sebuah hubungan, hubungan itu pastilah spesial.

Apakah kamu termasuk orang-orang dengan karakter pemalu? Jika iya, tak perlu berkecil hati. Karakter pemalu yang disikapi dengan positif justru bisa mengantarkanmu menuju kesuksesan! :)
Artikel kali ini diadaptasi dari laman Huffington Post. Artikel asilinya bisa dilihat disini.

About the author

MIKO MARTUNUS
Miko is a simple human who has hobby off reading, writing, and likes to learn programming languages with a little dream to be alike a coconut tree

Post a Comment

Mohon Tulis Komentar nya untuk perbaikan ke depan nya :) serta gunakan lah kata y positif dan membangun dan hindarilah penggunaan kata yang sara dan tidak relevan