Mr. Miko - Kasus Magdalena Kwiatkowska
mungkin adalah kasus yang paling populer tentang gadis yang hamil
karena kemasukan sperma di kolam renang. Orang tuanya menggugat pemilik
hotel tempat mereka berlibur, karena anaknya hamil sehabis berenang di
kolam renang hotel tersebut.
Banyak cerita serupa beredar di tanah
air, dengan versi lokasi yang berbeda-beda. Kolam renang, sungai, laut,
bak mandi. Bahkan banyak yang percaya bahwa sperma bisa bertahan dalam
air selama lebih dari 48 jam.
Banyak juga cerita tentang orang yang
tiba-tiba saja hamil padahal masih gadis, atau tidak melakukan
penetrasi. Kadang cerita ini dibumbui dengan aneka tahayul tentang ulah
makhluk halus, yang tentu saja makin mengaburkan fakta yang
sesungguhnya.
Beberapa hari lalu saya sempat
mendiskusikan hal ini dengan seorang kawan saya yang mengajar di
Fakultas Kedokteran. Lalu saya putuskan, alangkah baiknya jika hasil
diskusi tersebut saya cantumkan di blog ini agar semakin banyak orang
yang mendapat informasi yang benar. Terutama bagi remaja, yang umumnya
banyak tidak tahu tentang hal ini.
Inilah poin-poin penting yang perlu diketahui:
1. Kehamilan karena kemasukan sperma di air dapat dibilang MUSTAHIL terjadi. Sebab,
sperma tidak dapat bertahan lama dalam lingkungan luar, kecuali dalam
lingkungan atau wadah yang sudah disetting untuk dapat memungkinkan
sperma tetap hidup. Misalnya dalam larutan ringer yang digunakan di lab
atau untuk analisa.
Lingkungan seperti sungai, laut, kolam
renang, bukanlah tempat ideal untuk sperma. Ia akan langsung mati dalam
hitungan detik atau menit, dan tidak akan mampu berenang ke dalam tubuh
manusia dan membuahinya. Organ reproduksi manusia tidak seperti ikan,
katak, atau kerang-kerangan, yang mampu melakukan pembuahan eksternal.
Juga bukan seperti cacing atau tumbuhan tertentu yang mampu melakukan
Parthenogenesis.
Kehamilan karena kemasukan sperma di air
baru mungkin terjadi jika dibarengi dengan aktifitas seks seperti heavy
petting atau penetrasi, dan perempuan dalam keadaan lumas. Jika hanya
karena percikan dari satu dua orang, sangat kecil kemungkinan
menimbulkan kehamilan, karena sperma akan segera tercerai-berai dan
mati.
2. Untuk membuat seseorang hamil, memang hanya diperlukan satu sperma yang membuahi satu sel telur. Namun dalam satu kali semprotan, setidaknya terdapat antara 40 juta hingga 600 juta sel sperma di dalamnya. Jadi setitik saja ada air mani jatuh dan masuk, sudah memungkinkan untuk menyebabkan kehamilan.
3. Heavy petting termasuk aktifitas yang riskan sebagai penyebab kehamilan. Apalagi jika si perempuan dalam keadaan subur dan lumas, dan si pria juga sehat.
4. Hamil padahal tidak penetrasi? Itu sangat mungkin terjadi. Cairan
pelumas awal dari pria sudah mengandung sperma sekalipun jumlahnya
tidak sebanyak dalam mani. Dalam cairan pelumas awal saja sudah
mengandung jutaan sperma, sementara kita tidak pernah tahu sperma yang
mana yang larinya paling kencang dan sukses. Bisa dari pelumas awal,
bisa dari ejakulasi.
5. Sperma bisa menembus selaput dara. Jadi, orang bisa hamil sekalipun masih gadis,
terutama kalau si perempuan dalam keadaan lumas, yang berarti
mempermudah sel sperma berenang masuk. Jadi sekali lagi, penetrasi bukan
satu-satunya cara untuk bisa menyebabkan hamil. Sekedar gesekan pun
sudah memungkinkan, kalau ada tumpahan sel sperma sedikit saja yang
masuk.
6. Tumpah di luar atau coitus interruptus (ditarik sebelum keluar) masih potensial menjadi penyebab kehamilan. Cara
ini tidak menjamin perempuan aman, karena masih ada kemungkinan sperma
masuk dalam tubuh dari cairan awal atau dari sentuhan di saluran masuk.
7. Tidak ada alat pencegah
kehamilan yang 100% aman, namun cara ini masih lebih baik daripada tidak
memakai alat pengaman sama sekali. Ada insiden orang hamil karena sedikit saja ceceran dari kondom, atau ceceran pada jari yang menyentuh pintu masuk.
8. Oral sex tidak menyebabkan kehamilan. Ada
beberapa hasil studi yang menyebutkan bahwa aktifitas oral sex
mempertinggi imunitas perempuan, dan menyebabkannya berpeluang lebih
besar untuk dapat hamil. Oral sex juga diduga berkaitan dengan
berkurangnya resiko pre-eclampsia para perempuan hamil. (Catatan: dugaan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut).
Namun sekalipun tidak menyebabkan
kehamilan, oral sex tidak sepenuhnya aman, terutama dari resiko
penularan penyakit. Apalagi jika dilakukan dengan sembarang partner.
9. Melakukan petting dalam
keadaan berbusana lengkap secara umum tidak akan menyebabkan kehamilan,
kecuali jika ada tumpahan di jalan masuk. Namun jika busana terlalu tipis, terutama jika berpori cukup besar, tentu masih ada peluang sel sperma lolos dan terserap masuk.
Selintas pengetahuan seperti ini perlu,
terutama bagi remaja, karena mereka rentan mengalami kehamilan pra nikah
dan belum banyak yang paham mengenai cara kerja alat reproduksi
manusia. Terutama di Indonesia, jangankan remaja, yang sudah dewasa pun
banyak yang buta soal ini dan akhirnya ceroboh.
Kehamilan bukanlah hal
yang menyenangkan jika terjadi pada saat atau dengan partner yang
salah, apalagi jika sampai punya anak yang tidak dikehendaki. Untuk itu,
lakukanlah seks dengan aman dan dengan partner yang bertanggungjawab.
Jangan percaya jika ada orang yang
berkata aman-aman saja selama tidak dikeluarkan di dalam atau selama
tidak penetrasi. Itu keliru dan menyesatkan.
Be wise, be safe.
Pakailah alat pengaman. Jika sudah terlanjur melakukan aktifitas seks
tanpa pengaman, lakukan test kehamilan di minggu pertama, minggu kedua,
dan satu minggu setelah masa menstruasi, terutama jika mengalami
keterlambatan jadwal. Lakukan juga check up untuk mengetahui kemungkinan
terkena penyakit kelamin yang menular.
Akan lebih baik lagi jika aktifitas seks
pra nikah di masa remaja tidak dilakukan. Ada banyak pilihan untuk
mengisi waktu dengan kegiatan yang positif, yang bisa menyalurkan
energi, karya, serta kreatifitas ke arah yang lebih produktif. Juga ada
banyak pilihan untuk mengenal lawan jenis dengan cara yang lebih aman.
Percayalah, hamil dan punya anak tidak
seromantis seperti di film atau sinetron. Di dalamnya ada tanggung
jawab, toleransi, kerja keras dua pihak, biaya perawatan, biaya
melahirkan, dan segala macam biaya lainnya. Belum lagi jika semasa hamil
ada masalah kesehatan.
Tanpa memiliki pasangan yang mampu
mengerti dan sama-sama bertanggung jawab, sulit untuk bisa melewati masa
kehamilan dengan menyenangkan. Apalagi bagi remaja, yang semestinya
masih punya banyak waktu untuk belajar dan berkembang di sekolah.
******
sumber foto: dari internet
berita : dariblog tetangga (Writing path)