
Setiap penyakit pasti ada obatnya. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk berobat bila sedang sakit. Pada dasarnya, setiap Muslim pasti pernah sakit, baik ringan maupun berat. Semua itu merupakan ketentuan dari Sang Khalik. Saat ini, berbagai jenis penyakit berkembang di tengah-tengah masyarakat.
Berbagai cara dilakukan dan ditempuh untuk mengobati penyakit yang 
diderita. Ada yang berobat ke dokter, bahkan tak sedikit pula yang 
melakukan pengobatan secara tradisional.  Sebagai agama yang sempurna, 
Islam ternyata telah mengatur adab berobat (at-tadaawi) bagi seorang 
Muslim. Lalu bagaimanakah adab berobat itu?
Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada dalam kitab Mausuu'atul 
Aadaab al-Islamiyah, mengungkapkan, ada beberapa perkara yang perlu 
diperhatikan umat Islam berkaitan dengan proses pengobatan.  
Pertama, saat akan berobat, seorang Muslim harus meluruskan niatnya.
''Orang yang sakit berniat untuk menjaga kesehatannya agar ia tetap
 kuat melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT,'' tutur Syekh Abdul Azis. 
Sedangkan orang yang mengobati harus berniat untuk membantu saudaranya 
sesama Muslim dan menolong semampunya.  Pengobatan yang dilakukannya 
semata-mata untuk mendapatkan pahala dari Allah serta memberi manfaat 
bagi saudaranya sesuai dengan perintah agama.
Kedua, menggunakan obat-obatan syar'i untuk mengatasi penyakit tertentu. 
Ada beberapa obat  dan pengobatan yang disebutkan dalam hadis, 
seperti habbbatus saudaa (jintan hitam),  madu, bekam, daun inai serta 
ruqyah.
Keutamaan  habbbatus saudaa, misalnya, diungkapan dalam sebuah 
hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Rasulullah SAW bersabda,
''Habbbatus saudaa adalah obat semua penyakit kecuali as-saam (kematian).''
Sedangkan keutamaan dan keistimewaan madu sebagai dijelaskan dalam Alquran surat an-Nahl ayat 69. Allah SWT berfirman,
''... Di dalamnya (madu) terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia...''
Selain itu, Nabi SAW juga biasa menggunakan daun inai (al-hinaa) untuk mengobati luka atau terkena duri.
Untuk terapi pengobatan, Rasulullah SAW menganjurkan bekam dan ruqyah. Rasulullah SAW bersabda,
''Terapi terbaik untuk kalian adalah bekam dan al-qusthul bahri (cendana laut).'' (HR Bukhari (5696) dan Muslim (1577).
Selain itu, Rasulullan SAW juga bersabda,
''Barang siapa mengeluarkan darah dengan berbekam, maka tidak akan memadharatkan jika ia tak berobat dengan menggunakan obat lain.'' (HR Abu Dawud).
Selain itu, terapi lainnya yang diajarkan Rasulullah SAW adalah 
ruqyah al-masyuu'ah yakni ruqyah yang sesuai syariat, seperti ruqyah 
dengan bacaan Alquran dan lainnya yang tak mengandung kesyirikan. 
Rasulullah SAW bersabda,
''Tidak mengapa melakukan ruqyah, selama tidak mengandung kesyirikan.'' (HR Muslim).
''Meruqyah dengan membaca surat al-Fatihah, ayat Kursi, beberapa 
ayat pada akhir surat al-Baqarah, surat al-Kaafiruun, al-Mu'awwizaat dan
 ayat-ayat lainnya. Dibolehkan juga membaca da-doa yang sahih dari 
Rasulullah SAW,'' papar Syekh Abdul Aziz.
Adab berobat yang ketiga, tidak menggunakan obat-obatan yang diharamkan.
Menurut Syekh Abdul Azis, obat-obatan atau pengobatan yang 
diharamkan, misalnya, meruqyah dengan lafaz-lafaz yang mengandung 
kesyirikan. ''Menggunakan ruqyah jenis ini hukumnya haram, bahkan bisa 
jadi dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam,'' tutur Syekh Abdul Azis.
Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Dawud, Rasululllah SAW  melarang 
umatnya berobat dengan obat-obatan yang kotor. Suatu ketika, seorang 
laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW tentang menggunakan khamer 
(arak) sebagai obat. 
Laki-laki itu berkata, ''Khamer itu obat.''
Rasulullah SAW kemudian bersabda, ''Khamer itu bukan obat, tetapi penyakit.''
Laki-laki itu berkata, ''Khamer itu obat.''
Rasulullah SAW kemudian bersabda, ''Khamer itu bukan obat, tetapi penyakit.''
''Tak sepantasnya seorang Muslim berpaling dari sabda Rasulullah 
SAW, dikarenakan pendapat orang lain,''  ujar Syekh Abdul Azis.  
Adab keempat, berkonsultasi dengan ahli medis.
Seorang Muslim yang berobat hendaknya berkonsultasi dengan kalangan
 orang-orang yang diketahui bertakwa kepada Allah SWT  dan mengetahui 
ilmu pengobatan. Hal itu ditegaskan dalam Alquran surat an-N ahl ayat 
43.
''... Maka bertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui.''
Tidak semua orang mengetahui ilmu pengobatan. Rasulullah SAW pernah
 bersabda, ''Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak menurunkan penyakit kecuali
 Dia menurunkan obatnya, ada yang mengetahuinya dan ada juga yang tidak,
 keciali penyakitas-saam, yaitu kematian.'' Oleh karena itu, orang yang 
sakit hendaknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis 
penyakit serta obatnya yang cocok.
Adab berobat yang kelima, meyakini bahwa kesembuhan datangnya hanya dari Allah SWT. 
Orang yang sakit serta dokter wajib meyakini bahwa kesembuhan datangnya hanya dari Allah SWT. Sedangkan obat dan terapi merupakan sebab dari kesembuhan.
Orang yang sakit serta dokter wajib meyakini bahwa kesembuhan datangnya hanya dari Allah SWT. Sedangkan obat dan terapi merupakan sebab dari kesembuhan.
''Jika Allah menginginkan, Dia akan menjadikan obat itu bermanfaat 
dan jika tidak, maka obat tersebut tak akan memberikan pengaruh.''  (rol)