Hakikat Jilbab Syar'i yang Perlu Kamu Pahami |
Shiina Mashiro - Ketika berbicara tentang jilbab syar'i, apa yang ada dipikiranmu? Jilbab penutup kepala berukuran lebar dan menutupi dada? Iya, itulah jilbab syar'i. Jilbab syar'i itu sederhana, tak memerlukan trend jilbab gaul masa kini. Trend jilbab gaul anak muda masa kini yang sudah sangat bermacam-macam, yang menurut mereka bentuknya akan memperindah penampilan pemakainya.
Sejatinya
jilbab syar'i itu hanya berpatokan pada satu hal, pada ketentuan Allah
SWT. Jilbab yang sebenarnya merupakan salah satu bagian pakaian wajib
bagi wanita penganut agama Islam, identitas sejati bagi seorang
muslimah. Namun saat ini jilbab seringkali dialihfungsikan hanya menjadi
salah satu gaya berbusana agar tampak menarik. Belakangan ini, hal ini
mulai menggelitik pribadi saya sebagai seorang muslimah sehingga saya
memutuskan untuk membuat tulisan tentang jilbab syar'i ini agar kita,
termasuk saya pribadi (mengingat saya juga pernah tergoda oleh trend
jilbab masa kini), dapat lebih memahami hakikat jilbab syar'i bagi
seorang muslimah.
Jilbab merupakan identitas utama untuk dikenali sebagai seorang muslimah dan jilbab syar'i yang seharusnya kita gunakan adalah jilbab yang lebar dan tidak tipis hingga menutupi dada kita. Jilbab sudah seharusnya digunakan oleh wanita penganut agama Islam yang sudah akil baligh, bukan ketika seseorang merasa sudah siap untuk mengenakan jilbab (mengingat saat ini banyak perempuan dewasa yang belum berjilbab dengan alasan belum siap). Sebenarnya ada beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan ketika kita (sedang berjuang) untuk selalu mengenakan jilbab syar'i. Dengan berjilbab syar'i, kita akan merasa lebih aman dari gangguan para lelaki. Ketika kita menjaga penampilan kita untuk tidak terlihat indah, maka kita akan terhindar dari godaan para lelaki. Bukankah sebenarnya lelaki hanya akan selalu menggoda perempuan cantik berpenampilan seksi? Maka dengan berjilbab, dengan tidak adanya kemolekan tubuh yang kita tampilkan, lelaki tidak akan memperhatikan kita dan terbebaslah kita dari godaannya.
Dengan berjilbab, orang akan menyapa kita dengan ”Assalamualaikum”, bahkan terkadang ada yang memanggil kita ”Bu Haji” yang juga merupakan ucapan doa (kita cukup tinggal mengamininya saja, semoga kita bisa benar-benar naik Haji). Dengan berjilbab, kita akan merasa lebih merdeka (bebas bergerak). Contohnya saja perempuan yang memakai rok mini akan resah menutupi bagian tertentu ditubuhnya ketika dia duduk, berbeda dengan yang berbusana muslim dapat duduk dengan nyaman tanpa perlu merisaukan atau menutupi bagian tertentu di tubuhnya. Dengan berjilbab, orang akan cenderung menilai kita dari kecerdasan, karya dan kebaikan hati kita, bukan dari ukuran fisik kita. Dengan berjilbab pula, pada dasarnya kita telah melakukan seleksi terhadap calon suami kita. Orang yang tidak memiliki dasar agama yang cukup kuat akan enggan untuk menikahi gadis berjilbab syar'i, bukan?
Berjilbab memang bukan satu-satunya indikator ketakwaan, namun berjilbab merupakan bukti nyata dari keimanan seorang muslimah. Jadi lakukan semampunya, tak perlu ada pernyataan “kalau aku hati dulu yang dijilbabin, fisiknya nanti”. Hati kan urusan Allah, tugas kita hanyalah beramal saja yang ikhlas. Toh, ketika kita sudah berjilbab, insya Allah kita juga akan terdorong untuk terus memperbaiki diri kita dan memperbanyak amalan-amalan jariyah kita kok.
Jilbab merupakan identitas utama untuk dikenali sebagai seorang muslimah dan jilbab syar'i yang seharusnya kita gunakan adalah jilbab yang lebar dan tidak tipis hingga menutupi dada kita. Jilbab sudah seharusnya digunakan oleh wanita penganut agama Islam yang sudah akil baligh, bukan ketika seseorang merasa sudah siap untuk mengenakan jilbab (mengingat saat ini banyak perempuan dewasa yang belum berjilbab dengan alasan belum siap). Sebenarnya ada beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan ketika kita (sedang berjuang) untuk selalu mengenakan jilbab syar'i. Dengan berjilbab syar'i, kita akan merasa lebih aman dari gangguan para lelaki. Ketika kita menjaga penampilan kita untuk tidak terlihat indah, maka kita akan terhindar dari godaan para lelaki. Bukankah sebenarnya lelaki hanya akan selalu menggoda perempuan cantik berpenampilan seksi? Maka dengan berjilbab, dengan tidak adanya kemolekan tubuh yang kita tampilkan, lelaki tidak akan memperhatikan kita dan terbebaslah kita dari godaannya.
Dengan berjilbab, orang akan menyapa kita dengan ”Assalamualaikum”, bahkan terkadang ada yang memanggil kita ”Bu Haji” yang juga merupakan ucapan doa (kita cukup tinggal mengamininya saja, semoga kita bisa benar-benar naik Haji). Dengan berjilbab, kita akan merasa lebih merdeka (bebas bergerak). Contohnya saja perempuan yang memakai rok mini akan resah menutupi bagian tertentu ditubuhnya ketika dia duduk, berbeda dengan yang berbusana muslim dapat duduk dengan nyaman tanpa perlu merisaukan atau menutupi bagian tertentu di tubuhnya. Dengan berjilbab, orang akan cenderung menilai kita dari kecerdasan, karya dan kebaikan hati kita, bukan dari ukuran fisik kita. Dengan berjilbab pula, pada dasarnya kita telah melakukan seleksi terhadap calon suami kita. Orang yang tidak memiliki dasar agama yang cukup kuat akan enggan untuk menikahi gadis berjilbab syar'i, bukan?
Berjilbab memang bukan satu-satunya indikator ketakwaan, namun berjilbab merupakan bukti nyata dari keimanan seorang muslimah. Jadi lakukan semampunya, tak perlu ada pernyataan “kalau aku hati dulu yang dijilbabin, fisiknya nanti”. Hati kan urusan Allah, tugas kita hanyalah beramal saja yang ikhlas. Toh, ketika kita sudah berjilbab, insya Allah kita juga akan terdorong untuk terus memperbaiki diri kita dan memperbanyak amalan-amalan jariyah kita kok.