Memilih Istilah “Wanita” Atau “Perempuan”?
Bismillahirrahmaanirrahiim. Unek-unek ini saya tahan sangat lama, bertahun-tahun. Terutama sejak nama sebuah kementerian di kabinet pemerintah berubah dari “ Menteri Negara Peranan Wanita ” atau “Menteri Negara Urusan Peranan Wanita”, diubah menjadi “ Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan ” pada tahun 2004, dengan menteri pertamanya Meutia Hatta Swasono
(putri Proklamator Bung Hatta, sekaligus isteri Prof. Dr. Sri Edi
Swasono). Kemudian berubah lagi menjadi “Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak” (Meneg PP & PA).
Sejak lama para aktivis gender dan feminis merasa terhina dengan
sebutan “Wanita”. Bagi mereka istilah “Perempuan” lebih baik, lebih
mulia, lebih manusia, dan tidak mengesankan praktik penindasan oleh kaum laki-laki . Mungkin untuk memperkuat hal itu, mereka pun melantunkan sebuah lirik lagu yang sayup-sayup terdengar, “ Sejak dulu, wanita dijajah pria ….”
Kemuliaan Wanita Tercermin dari Komitmen Moralnya.
Mengapa para aktivis gender, termasuk Meutia …