Pembahasan kali ini tentang moral. Moral yang akan khusus dibahas adalah mengenai memaafkan. Hal yang sangat mudah diucapkan namun, susah untuk dilaksanakan. Dalam Al Quran Surat Al A'raf ayat 199 disebutkan bahwa:
"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan ynag ma'ruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh."
Sudah jelas disebutkan dalam Al Quran bahwa kita harus jadi pemaaf. Ayat lain dalam Al Quran Surat An Nur ayat 22, Allah berfirman:
"........ dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang."
Hal tersebut sangat berhubungan dengan moral seseorang, nah moral
tersebut terdapat kaitan yang erat dengan iman. Baiknya iman seseorang
maka baik pula moralnya, dan ia pun akan mudah memaafkan orang lain.
Kita tahu sendiri bahwa Allah adalah Maha Pengampun, hamba-Nya yang
seperti apapun yang bertaubat akan diampuni-Nya. Banyak yang berkata
bahwa sesungguhnya seseorang telah memaafkan kesalahan temannya namun,
ternyata di dalam lubuk hatinya dia masih merasakan sakit, dan saat
inilah iman kita diuji, jika iman sudah merasuk dalam diri, tak usah
memikirkan apa yag dilakukan orang, kita hanya pasrah pada Allah.
Mungkin inlah yang susah secara praktik, masalahnya dalam hati orang
yang tahu dirinya sendiri dan Allah.
Menurut penelitian terbaru para ilmuwan Amerika membuktikan bahwa
mereka yang mampu memaafkan adalah lebih sehat baik pikiran dan tubuh.
Dr Frederic Luskin, yang memegang Ph.D. dalam Konseling dan Psikologi
Kesehatan dari Stanford University, dan timnya, mempelajari 259 orang
yang tinggal di kota San Francisco. Para ilmuwan mengundang subyek untuk
menghadiri enam sesi dan satu setengah jam, dan ditujukan untuk
mengajarkan tentang memaafkan di dalam percakapan mereka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang belajar memaafkan
merasa lebih baik, tidak hanya secara emosional tetapi juga secara
fisik. Sebagai contoh, telah dibuktikan bahwa percobaan gejala
psikologis dan fisik seperti sakit punggung yang berhubungan dengan
stres, insomnia dan sakit perut sangatlah berkurang pada orang-orang.
Dalam bukunya, Forgive for Good, Dr Frederic Luskin
menjelaskan sifat pemaaf sebagai resep yang telah terbukti bagi
kesehatan dan kebahagiaan. Buku ini menjelaskan bagaimana memaafkan
mempromosikan negara positif seperti pikiran seperti harapan, kesabaran
dan kepercayaan diri dengan mengurangi kemarahan, penderitaan, depresi
dan stres. Menurut Dr Luskin, kemarahan yang dipendam menyebabkan efek
fisik dalam individu.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa:
Hal tentang kemarahan jangka panjang atau yang belum terselesaikan,
adalah kita telah melihatnya menyetel ulang termostat internal.Ketika
kita terbiasa dengan kemarahan tingkat rendah sepanjang waktu, kita
tidak menyadari seperti apa bersikap normal. Hal tersebut menyebabkan
semacam aliran adrenalin yang membuat orang terbiasa. Hal itu membakar
tubuh dan menjadikannya sulit berpikir jernih.(Rapi Amiko Martunus)
Selain itu, Dr Luskin mengatakan, ketika tubuh melepaskan enzim
tertentu selama kemarahan dan stres, kolesterol dan tingkat tekanan
darah naik-bukan disposisi jangka panjang yang baik untuk menjaga tubuh.
Menurut sebuah artikel berjudul, "Anger is Hostile To Your Heart"
diterbitkan dalam Lembaran Harvard, kemarahan sangat berbahaya bagi
jantung. Ichiro Kawachi, asisten profesor kedokteran, dan timnya ilmiah
menunjukkan hal ini dengan berbagai tes dan pengukuran.
Sebagai hasil dari penelitian mereka, mereka menetapkan bahwa orang tua pemarah memiliki tiga kali risiko penyakit jantung daripada rekan-rekan mereka lebih marah. "Yang tiga kali lipat risiko," kata Kawachi, "melibatkan tingkat tinggi kemarahan, kemarahan peledak yang mencakup menghancurkan hal-hal dan ingin menyakiti seseorang dalam perkelahian."
Sebagai hasil dari penelitian mereka, mereka menetapkan bahwa orang tua pemarah memiliki tiga kali risiko penyakit jantung daripada rekan-rekan mereka lebih marah. "Yang tiga kali lipat risiko," kata Kawachi, "melibatkan tingkat tinggi kemarahan, kemarahan peledak yang mencakup menghancurkan hal-hal dan ingin menyakiti seseorang dalam perkelahian."
Para peneliti percaya bahwa pelepasan hormon stres, meningkatkan
kebutuhan oksigen oleh sel-sel otot jantung, dan menambahkan kekakuan
trombosit darah, yang menyebabkan bekuan menjelaskan bagaimana kemarahan
meningkatkan kemungkinan serangan jantung. Selanjutnya, pada saat-saat
marah, denyut nadi meningkat di atas tingkat normal, dan menyebabkan
peningkatan tekanan darah di dalam arteri, dan dengan demikian risiko
yang lebih besar terkena serangan jantung.
Dan masih banyak lagi penelitian yang memang sudah sangat jelas,
marah, dendam dan susah memaafkan orang lain itu sangat berpengaruh pada
kesehatan. Perintah dalam Al Quran sudah jelas, dalam Al Quran Surat Ali Imran ayat 134 disebutkan bahwa:
".......... dan orang -orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."
Berulang kali Allah menyebutkan dalam Al Quran agar kita menahan
amarah dan memaafkan orang lain karena memang itu memiliki manfaat untuk
kita semua. Sebagai manusia kita harus lebih baik dari detik ke detik.
Semoga bermanfaat. Berlomba-lombalah dalam kebaikan. (miraclesofthequran)