Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya.” (QS. AL-An’aam: 118)
Sebuah tim dari para peneliti senior dan Profesor universitas di
negeri Suriah sampai pada suatu penemuan ilmiah yang menunjukkan bahwa
ada perbedaan besar dalam hal perkembangbiakan mikroba antara daging
yang dibacakan takbir ketika disembelih dengan daging yang tidak
dibacakan.
Tim medis yang terdiri dari 30 Profesor spesialis di berbagai
bidang yang berbeda dalam ilmu kedokteran laboratorium, bakteri, virus,
dan ilmu pengetahuan gizi dan kesehatan daging dan patologi anatomi,
kesehatan hewan dan penyakit pada sistem pencernaan melakukan penelitian
biologi dan anatomi selama tiga tahun.
Penelitian itu untuk mempelajari perbedaan antara sembelihan yang dibacakan nama Allah (Bismillah) dan membandingkannya dengan sembelihan yang disembelih dengan cara yang sama, akan tetapi tanpa menyebut nama Allah (Bismillah) .
Penelitian itu untuk mempelajari perbedaan antara sembelihan yang dibacakan nama Allah (Bismillah) dan membandingkannya dengan sembelihan yang disembelih dengan cara yang sama, akan tetapi tanpa menyebut nama Allah (Bismillah) .
Dan penelitian tersebut telah menunjukkan pentingnya dan perlunya menyebutkan nama Allah (Bismillahi Allahu Akbar)
ketika menyembelih binatang ternak dan burung. Dan hasil penelitian itu
sungguh mengejutkan dan mengherankan dan yang digambarkan oleh anggota
tim medis sebagai sebuah Mukjizat (keajaiban) yang tidak bisa
digambarkan dan dikhayalkan.
Penanggung jawab Humas dari penelitian ini yaitu Dr.Khalid Halawah
berkata bahwa uji coba laboratorium membuktikan bahwa serat daging yang
disembelih tanpa Bismillah dan Takbir selama tes uji serat dan
perkembangbiakan bakteri ini penuh dengan kuman dan darah yang tertahan
dalam daging, sementara daging yang disembelih dengan Bismillah dan Takbir benar-benar bebas dari bakteri dan steril tidak mengandung darah yang tersisa/tertahan.
Dan Halawah mendeskripsikan dalam pembicaraannya kepada kantor
berita Kuwait (KUNA) bahwa penemuan ini merupakan revolusi ilmiah besar
di bidang kesehatan manusia dan keselamatannya yang terkait dengan
kesehatan apa uang dia konsumsi berupa daging binatang ternak. Dan yang
telah terbukti dengan secara pasti bahwa daging tersebut bersih dan
steril dari kuman dengan membacakan Bismillah dan Takbir ketika
menyembelihnuya.
Sementara itu, kata peneliti Abdul Qadir al-Dirani bahwa
ketidaktahuan orang-orang di zaman kita terhadap Hikmah yang tersembunyi
di balik penyebutan Bismillah ketika menyembelih menyebabkan manusia
mengabaikan dan enggan untuk menyebutkan Bismillah dan Takbir ketika
melakukan penyembelihan binatang ternak dan burung.
Dia berkata:”Yang mendorong saya untuk mempersembahkan
tema/pembahasan ini dalam gaya bahasa akademi yang ilmiah, yang
membangun arti penting dan keseriusan persoalan ini masyarakat, adalah
berdasarkan apa yang dijelaskan oleh Profesor Muhammad Amin Syaikhu
dalam kajian beliau tentang al-Quran dan apa yang beliau sampaikan dan
kami dengar bahwa daging sembelihan yang tidak disebutkan nama Allah (Bismillah) maka di dalamnya ada darah yang tersisa/tertahan serta tidak terbebas dari bakteri dan kuman.”
Dia menyebutkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan
manusia untuk membaca Bismillah ketika menyembelih binatang, Dia Yang
Mahakuasa berfirman dalam Surat al-Anam:
“فكلوا مما ذكر اسم الله عليه ان كنتم باياته مؤمنين ” (ايه 118)
” Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayat-Nya.” (QS. Al-An’aam: 118)
Dia Yang Mahamulia berfirman:
“ولا تأكلوا مما لم يذكر اسم الله عليه وانه لفسق ”” Dan janganlah kamu mamakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan…“ (QS. Al-An’aam: 121)
Dia juga berfirman:
وأنعام لايذكرون اسم الله عليها افتراء عليه” (ايه 138)” Dan binatang ternak yang mereka tidak menyebut nama Allah di waktu menyembelihnya, semata-mata membuat-buat kedustaan terhadap Allah. …“ (QS. Al-An’aam: 138)